Abdul Wahid Hasyim




KH. Abdul Wahid Hasyim (Abdoel Wahid Hasjim) merupakan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia dan Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir di Jombang provinsi Jawa Timur pada tanggal 1 Juni tahun 1914 dan wafat di Cimahi provinsi Jawa Barat pada tanggal 19 April tahun 1953 dalam usia 38 tahun.

Abdul Wahid Hasyim adalah ayah dari presiden ke-empat Indonesia Bapak Abdurrahman Wahid dan anak dari Hasyim Asy’arie yang juga termasuk sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Beliau mengawali kiprah kemasyarakatannya pada usia relatif muda. Setelah menimba ilmu agama ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dan Mekah, pada usia 21 tahun beliau membuat gebrakan baru dalam dunia pendidikan pada zamannya.

Dengan semangat memajukan pesantren, beliau memadukan pola pengajaran pesantren yang menitik beratkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum, sistem klasikal diubah menjadi sistem tutorial. Selain pelajaran Bahasa Arab, murid juga diajari Bahasa Inggris dan Belanda, itulah madrasah nidzamiyah.
Meskipun ayahandanya, hadratush syaikh Hasyim Asyari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, butuh waktu beberapa tahun bagi beliau untuk menimbang berbagai hal sebelum akhirnya memutuskan aktif di NU.

Pada tahun 1939 diusianya yang ke 25 tahun beliau bergabung dengan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), federasi organisasi massa dan partai Islam di zaman pendudukan Belanda. Setahun kemudian Wahid menjadi ketua MIAI.

Saat pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1943 beliau ditunjuk menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI.

Selaku pemimpin Masyumi beliau merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Selain terlibat dalam gerakan politik, pada tahun 1944 beliau mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang pengasuhannya ditangani oleh KH. A. Kahar Muzakkir.

Beliau dengan segudang pemikiran tentang agama, negara, pendidikan, politik, kemasyarakatan, NU dan pesantren telah menjadi lapisan sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun.

Abdul Wahid Hasyim adalah salah satu putra bangsa yang turut mengukir sejarah negeri ini pada masa awal Kemerdekaan Republik Indonesia.

Jejak karier politik Abdul Wahid Hasyim, antara lain :
  • Ketua PBNU
  • Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
  • Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
  • Menteri Agama pada tiga kabinet (Hatta,Natsir, dan Sukiman).
Banyak kontribusi penting yang diberikan Wahid bagi agama dan bangsa. Rumusan "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam Pancasila sebagai pengganti dari "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya" tidak terlepas dari peran seorang Abdul Wahid Hasyim.

Beliau dikenal sebagai tokoh yang moderat, substantif, dan inklusif. Abdul Wahid Hasyim meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Kota Cimahi tanggal 19 April tahun 1953.

Abdul Wahid Hasyim dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang.

Gelar pahlawan diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada KH. Abdul Wahid Hasyim dengan SK : Nomor Tahun 1964/24-8-1964.