Basuki Rachmad



Jenderal TNI Anumerta Basuki Rachmat adalah Jenderal Indonesia yang menjadi saksi penandatanganan Supersemar dokumen serah terima kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto, lahir di Tuban provinsi Jawa Timur, Hindia Belanda pada tanggal 4 November tahun 1923 dan wafat di Jakarta, Indonesia pada tanggal 8 Januari 1969 dalam usia 45 tahun.

Beliau adalah putra dari Raden Sunodiharjo Sudarsono yang menjadi asisten seorang kepala daerah setempat. Ibunya yang bernama Suratni, meninggal pada Januari 1925 ketika Basuki berusia empat tahun, sepuluh hari setelah melahirkan anak lain.

Ketika berusia tujuh tahun, Beliau dikirim ke sekolah dasar. Pada tahun 1932 ayahnya meninggal, mengakibatkan penghentian sementara pendidikan Basuki. Beliau dikirim untuk tinggal bersama adik ayahnya dan menyelesaikan pendidikannya, lulus dari SMP pada tahun 1939 dan dari Yogyakarta Muhammadiyah sekolah pada tahun 1942.

Pada tahun 1943, Selama pendudukan Jepang di Indonesia, Basuki bergabung dengan Pembela Tanah Angkatan Darat (PETA), sebuah kekuatan tambahan berlari oleh Jepang untuk melatih tentara tambahan dalam kasus invasi Amerika Serikat Jawa. Dalam MAP, Basuki, bangkit untuk menjadi Komandan Kompi.

Disaat Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 oleh para pemimpin Nasionalis Soekarno dan Mohammad Hatta, sama seperti banyak pemuda lain beliau mulai terjun ke dalam milisi sebagai persiapan untuk pembentukan dari Angkatan Darat Indonesia.

Pada tanggal 5 Oktober 1945, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, dengan Basuki mendaftar dengan TKR pada bulan yang sama di kota Ngawi di provinsi asalnya Jawa Timur. Di sini beliau ditempatkan dengan KODAM VII / Brawijaya (kemudian dikenal sebagai Wilayah Militer V / Brawijaya), komando militer dibebankan dengan keamanan Jawa Timur.

Pada perintah militer ini, Basuki menjabat sebagai : 
  • Komandan Batalyon di Ngawi (1945-1946)
  • Komandan Batalyon di Ronggolawe (1946-1950)
  • Komandan Resimen ditempatkan di Bojonegoro (1950-1953)
  • Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium V/Brawijaya (1953-1956)
  • Penjabat Panglima Daerah Militer V/Brawijaya (1956). 

Pada September 1956, Basuki dipindahkan ke Melbourne, Australia untuk melayani sebagai atase militer ke kedutaan di sana.

Basuki kembali ke Indonesia pada bulan November tahun 1959 dan menjabat sebagai Asisten IV/Logistik Kepala Staf Angkatan Darat Abdul Haris Nasution.

Basuki kembali ke KODAM VII/Brawijaya pada tahun 1960, menjabat sebagai Kepala Staf sebelum akhirnya menjadi Panglima tahun 1962.

Gelar pahlawan diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada Basuki Rachmad dengan SK : Nomor 01 Tahun 1969/9-1-1969.