Sam Ratulangi





Sam Ratulangi (Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi) lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada tanggal 5 November 1890 dan wafat di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1949 dalam usia 58 tahun.

Sam Ratulangi mengawali pendidikannya di Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School) di Tondano, kemudian melanjutkan di Hoofden School (Sekolah Raja: setingkat SMA) Tondano dan menyelesaikan Sekolah Teknik Koninginlijke Wilhelmina School (saat ini bernama SMK Negeri 1 Jakarta Budi Utomo) bagian mesin, Jakarta pada tahun 1908.

Pada tahun 1915, Sam Ratulangi berhasil memperoleh ijazah guru ilmu pasti (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek) di Universitas Amsterdam (Universiteit van Amsterdam), Belanda. Pada tahun yang sama, beliau melanjutkan studi ke Swiss dan mendapat gelar Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.) untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Universitas Zürich tahun 1919.

Sam Ratulangi juga sering disebut - sebut sebagai tokoh multidimensional. Beliau dikenal dengan filsafatnya "Si tou timou tumou tou" yang artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah dapat memanusiakan manusia.

Sam Ratulangi adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi Utara dan sebagai Gubernur Sulawesi yang pertama.

Sam Ratulangi meninggal di Jakarta dalam kedudukan sebagai tawanan musuh pada tanggal 30 Juni 1949 dan dimakamkan di Tondano.

Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi.


Sam Ratulangi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 590/TK/1961, tanggal 9 November 1961.