Letnan Jenderal TNI Andi Abdullah Bau Massepe lahir di Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan pada tahun 1918 dan wafat di Pare - pare, Sulawesi Selatan pada tanggal 2 Februari 1947 dalam usia 29 Tahun.
Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang Sidenreng.
Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa dan sekaligus merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito.
Beliau pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924) serta HIS (Hollands Inslander School) selesai 1932.
Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri. Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah, Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan seorang putra yang bernama Andi Ibrahim dan seorang putri bernama Bau te’ne. Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanje’ne yang kemudian dianugerahi putra - putri yang masing-masing bernama : Bau Kuneng, Bau Amessangeng, Bau Dala Uleng dan Bau Fatimah.
Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh beliau antara lain :
- Datu Suppa tahun 1940
- Bunken Kanrekan Pare - Pare
- Ketua Organisasi SUDARA Pare - Pare
- Ketua Pusat Keselamatan Rakyat Penasehat Pemuda/Pandu Nasional Indonesia
- Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia)
- Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda didaerah sekitar Pare - Pare.
Beliau dikenal sebagai pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal ini diakui oleh Westerling yang disampaikan kepada istrinya, A. Soji Petta Kanjenne, "Suamimu adalah jantan dan laki - laki pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya, tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri, sikap jantan ini sangat saya hormati".
Beliau adalah pejuang heroik dari daerah Sulawesi Selatan, sekaligus merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral.
Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Mayor Raymond Westerling (Korps Baret Merah Belanda) pada tanggal 2 Februari 1947 setelah ditahan selama 160 hari, 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947).
Makam Beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare - Pare (110 kilometer utara Kota Makassar).
Andi Abdullah Bau Massepe dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2005 dalam kaitan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2005.